"Apa yang akan gue lakukan kalau gue gak bisa melihat?"
"Apa yang akan gue rasakan ketika hitam menjadi satu-satunya hal yang bisa gue pandang?"
"Siapa yang akan menjadi mata gue?"
"Siapa yang akan menuntun gue?"
"Siapa yang akan peduli dengan keadaan gue?"
"Bagaimana gue bisa bertahan hidup?"
"Bagaimana gue bisa melindungi orang-orang yg gue sayang?"
Pertanyaan-pertanyaan di atas tiba-tiba timbul ke dalam benak gue setelah menonton film JINGGA karya Lola Amaria ini.
"Eh, tunggu!
"Film Jingga kan baru tayang di bioskop-bioskop tanggal 25 Februari 2016 nanti, kok lo udah nyolong start duluan?"
Jadi gini, ceritanya gue diajakin sama temen gue yg namanya Coro ( iya namanya emang Coro soalnya mukanya kayak kecoa XD *dikeplak*) untuk nonton Screening pertama kalinya di dunia film Jingga ini ditayangkan, saat itu hanya orang-orang terpilih yang diundang untuk nonton filmnya di Lola Amaria Production House sebelum akhirnya resmi tayang di bioskop tanggal 25 Februari 2016 nanti.
"Kok bisa sih diundang nonton duluan gitu? Gimana Caranya?"
Iya bisa dong, GUE KAN GANTENG!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Film JINGGA ini bercerita tentang Jingga dan 3 sahabatnya yaitu Marun, Nila dan Magenta yang sama-sama tunanetra dalam menjalankan hidup dan meraih impian sederhananya. Jingga yang berasal dari keluarga yang berkecukupan awalnya agak sulit menerima dirinya yang mengalami kebutaan, apalagi ayahnya yang diperankan oleh Ray Sahetapy selalu menekannya sangat keras dan sulit menerima kelemahan apapun yang dimiliki oleh anak-anaknya. Beruntung Jingga memiliki Ibu yang sabar dan selalu mendukung langkah yang diambil Jingga termasuk menggantikan perannya sebagai mata bagi Jingga.
Di Sekolah Luar Biasa, Jingga bertemu sahabat-sahabat baru yaitu Marun, Nila dan Magenta yang ternyata memiliki hobi dan minat yang sama dengan dia, yaitu bermusik. Karena kesamaan itulah, Jingga bergabung dengan band yang dipimpin oleh Marun dan berencana untuk menjadi band terbaik dengan mengikuti kompetisi yang sedang berlangsung.
3 Sahabat baru Jingga ini hidup di dunia yang gelap gulita karena penyebabnya yang berbeda-beda, Marun menjadi tunanetra akibat pencemaran limbah beracun Merkuri (Hg), Nila terkena virus mengerikan Toxoplasma Rubella sehingga ia tidak dapat melihat sejak berada di dalam kandungan, sedangkan Magenta adalah korban malpraktek kedokteran.
Trailernya bisa ditonton di sini:
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Film drama remaja yang sarat akan pengetahuan dan pelajaran ini cukup menyentuh gue karena berbeda dengan film drama remaja kebanyakan. Pada dasarnya seorang tunanetra sama dengan kita semua, hidup mereka dipenuhi dengan tawa, mereka mempunyai cita-cita, terlibat dalam romansa, mengutamakan persahabatan, merindukan sosok keluarga yang ideal, dsb.
"Apa yang lo suka dari film ini?"
"SINEMATOGRAFINYA!!"
Sebagai lulusan Desain Komunikasi Visual, wajarlah kalau elemen visual menjadi perhatian gue yang pertama kali. Komposisi warna dan tone dalam setiap scene terasa artistik, tidak berlebihan dan tidak jomplang sehingga terasa nyaman di mata ketika diikuti.
"HUMORNYA!!"
Sebuah film drama akan terasa boring bagi penggemar film action sci-fi kayak gue gini, makanya unsur komedi perlu dimasukkan. Menurut gue scene yang menggelitik di film Jingga ini agak sulit ditebak kemunculannya, sehingga bikin gue selalu menanti-nanti adegan kocak yang akan terjadi berikutnya.
"KUTIPAN-KUTIPANNYA!!"
Dalam film ini banyak banget kata-kata yang bisa jadi bahan ngetwit, keren-keren banget coeg!
"Terus yang gak lo suka dari film ini?"
Di awal film alurnya sangat lambat dan membuat ngantuk ditambah lagi kosakata baku membuat gue sempat menguap beberapa kali, tapi setelah beberapa menit melewatinya film ini bikin gue melek dan merasa rugi buat melewatkan satu detik pun.
Setelah gue ngobrol-ngobrol dikit dengan mbak Sari Mochtan sang produser ternyata alur yang lambat di awal film ini memang sengaja dibuat untuk menggambarkan rasa tidak nyaman, kuatir, cemas, kemarahan, kesedihan dan emosi lain yang dirasakan oleh Jingga sang pemeran utama. Well, pantesan gue agak kurang nyaman di awal film karena alur lambatnya ini. It works!!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau lo suka film drama yang bercerita tentang berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan keadaan, cinta, persahabatan, cita-cita dan keluarga berarti gue rekomendasikan untuk menonton film JINGGA ini. Cobalah untuk larut dalam cerita posisikan diri lo seperti yang dialami oleh tiap-tiap karakternya, maka niscaya lo akan berkata "Yang Kau Lihat Adalah Fana, Yang Tak Tersentuh Adalah Nyata".
0 comments:
Post a Comment