Seni melukis di atas kulit atau yang dikenal tattoo adalah salah satu dari sekian banyak wishlist gue yang belum tercapai di usia sekarang sejak masih remaja dahulu. Alasan utama mengapa belum gue wujudkan adalah harganya yang mahal bahkan bisa mencapai jutaan rupiah untuk sekali pembuatan, masih memilih untuk mengalokasikan dana ke hal lain yang lebih gue butuhkan membuat gue selalu menunda waktu untuk membuat tattoo sekalian mempersiapkan fisik dan mental untuk merasakan sakit-sakit nikmat oleh sang jarum.
AWALNYA gue iseng lagi liburan ke Bali tanpa rencana pasti beberapa waktu lalu, iya gue suka se-random itu memang kalo jalan-jalan. Tanpa itinerary jelas, jalan sendirian, melupakan kehidupan bising di Jakarta rasanya menyenangkan. Sesampainya di penginapan dan selonjoran sebentar membiasakan kaki di atas tanah kembali, gue googling tempat-tempat yang instagram-able di Bali.
Di sebuah artikel yang ditulis oleh @pashatama namun gue lupa nama website-nya apa, gue menemukan sesuatu yang menarik perhatian mata dan pikiran gue. Di daerah Canggu, Bali ada sebuah tempat nongkrong dengan suasana workshop motor dan menjual berbagai pakaian serta aksesoris berbau kendaraan roda dua tersebut namanya DEUS EX MACHINA. Setiap hari Selasa di tempat ini punya promo bernama Taco's Tattuesday's, di mana setiap kali lo berhasil menuliskan nama lo di sebuah papan registrasi, lo bisa mendapatkan tattoo permanen gratis hanya dengan membeli voucher makanan dan minuman senilai IDR 115K aja! Deus Ex Machina punya beberapa cabang di Bali, namun hanya yang ada di Canggu saja yang mengadakan promo Taco's Tattuesday's tersebut.
SERATUS LIMA BELAS RIBU DOANG CUY!
Pada hari saat promo berlangsung gue langsung pesan Grab Bike dari penginapan di Kuta menuju Canggu, agak jauh memang tapi demi mendapatkan tattoo permanen pertama gratis dalam hidup gue, kenapa tidak?
Papan pendaftaran dibuka mulai jam 17:00 WITA, jadi sekitar pukul 16:00 gue sudah harus standby di sana karena harus rebutan barisan bersaing dengan wisatawan dan wisatawati dari berbagai negara untuk mendapatkan tattoo tersebut. Di area pendaftaran disediakan tiga buah papan, masing-masing papan hanya menampung 8 orang peserta dan 3 peserta cadangan (peserta cadangan akan mendapatkan tattoo gratis apabila sebelum jam 22:00 masih bisa melakukan pembuatan tattoo, bila peserta ke-8 selesai sesudah jam 22:00 maka peserta cadangan tidak akan mendapatkannya) intinya proses pembuatan tattoo hanya berlangsung di pukul 18:00 - 22:00 WITA kira-kira tiap orang hanya punya waktu 10-20 menit saja. Total peserta dalam satu hari itu 24 orang + 9 orang peserta cadangan.
Setiap peserta yang berhasil mendaftarkan dirinya diharuskan membawa sendiri desain tattoo yang diinginkan, bisa juga hanya dengan menunjukkan gambar dari ponsel nanti sang tattoo artist akan membuat mal/cetakan untuk kemudian dibentuk ke kulit. Tak ada batasan tattoo-nya mau di bagian tubuh mana dan mau sebesar apa, asalkan dalam waktu maksimal 20 menit tattoo tersebut bisa diselesaikan.
TATTOO PERTAMA GUE adalah simbol zodiak Libra dengan segala elemen-elemen yang terkandung di dalamnya ditambah tanggal lahir dalam susunan angka romawi. Ketika pertama kali gue unggah gambar tattoo ke Twitter dan Instagram, banyak yang bertanya-tanya arti dari simbol-simbol tersebut. Untuk mempermudah akan gue jabarkan dalam gambar berikut:
X besar adalah penghubung tiap simbol, bisa juga berarti kolaborasi. Di bagian atas adalah simbol umum dari zodiak Libra, gue lebih suka simbol ini dari pada sebuah neraca karena lebih sederhana dan elegan. Sebelah kiri adalah simbol dari planet Venus, planet yang mengatur karakter dari para pemilik zodiak Libra, itulah sebabnya mengapa kami sangat penyayang dan sangat memperhatikan keindahan. Di kanan ada bentuk segi tiga dengan garis yang merupakan simbol umum dari elemen udara, elemen dari alam yang menjadikan Libra sebagai pribadi yang bebas, kreatif dan menyenangkan. Libra membagikan elemen udara bersama zodiak lain seperti Aquarius dan Gemini.
RASANYA DI-TATTOO PERMANEN gimana? Jujur, selama menunggu giliran gue grogi, deg-degan dan jantung berdebar kencang. HAHAHAHAHA! Iya karena baru pertama kali makanya gue agak gimanaaaaaaa gitu. Selama menanti giliran juga gue gak berhenti nge-whatsapp @tarinaminusta menceritakan kegelisahan gue malam itu. Eh, terima kasih juga sama sahabat baru gue @agnez.m yang baru gue kenal di hostel tapi udah rela gue repotin nemenin gue berburu tattoo gratisan :D
Pernahkah lo lagi enak-enak duduk tiba-tiba kaki atau paha lo digigit semut? Nah, kurang lebih seperti itulah yang gue rasakan selama proses pembuatan tattoo. Bukan sakit, tapi seperti tersengat namun sengatannya bergerak mengikuti desain yang diinginkan. Untungnya gue memilih desain tattoo pertama gue ini yang bentuknya sederhana dan banyak garis putus, sehingga gue menarik nafas panjang beberapa saat setiap kali satu garisnya selesai. Kalau ditanya mendingan di-tattoo atau ditindik? Gue akan pilih ditindik (di bagian yang tidak ada tulang lunak tentunya..hehehehe).
Entah berapa lama sudah jarum-jarum dari mesin yang berisik itu menikmati tiap milimeter kulit gue, meskipun tidak sampai bercucuran air mata namun lumayan sengatannya terasa sedap-sedap gurih. Tak terasa tattoo permanen pertama gue pun selesai, sang tattoo artist kemudian menyemprotkan cairan yang gue duga antiseptik (pas disemprot rasanya kayak panas-panas gitu) ke lokasi tersebut sebelum kemudian membungkusnya dengan plastik agar steril dan tidak infeksi karena kemasukan bakteri, debu atau kuman dari luar. Tak berapa lama setelah dibungkus, area yang baru di-tattoo tadi mulai terasa nyut-nyut sama halnya seperti daun telinga gue setelah baru selesai ditindik, namun sensasinya tak begitu mengganggu karena 15 menit kemudian gue sudah bisa nyetir motor kembali ke tempat peristirahatan.
Entah berapa lama sudah jarum-jarum dari mesin yang berisik itu menikmati tiap milimeter kulit gue, meskipun tidak sampai bercucuran air mata namun lumayan sengatannya terasa sedap-sedap gurih. Tak terasa tattoo permanen pertama gue pun selesai, sang tattoo artist kemudian menyemprotkan cairan yang gue duga antiseptik (pas disemprot rasanya kayak panas-panas gitu) ke lokasi tersebut sebelum kemudian membungkusnya dengan plastik agar steril dan tidak infeksi karena kemasukan bakteri, debu atau kuman dari luar. Tak berapa lama setelah dibungkus, area yang baru di-tattoo tadi mulai terasa nyut-nyut sama halnya seperti daun telinga gue setelah baru selesai ditindik, namun sensasinya tak begitu mengganggu karena 15 menit kemudian gue sudah bisa nyetir motor kembali ke tempat peristirahatan.
Pengalaman pertama memiliki tattoo permanen sungguh membuka wawasan baru bagi gue yang memang sudah lama menginginkannya namun masih takut untuk memilikinya. Prosesnya pembuatannya tidak sesingkat waktu gue menindik telinga tapi setelah membaca dari berbagai referensi dan ngobrol sama teman-teman yang sudah pernah memilikinya, proses penyembuhan tattoo cenderung lebih cepat dari pada tindikan, ya tergantung ketelatenan pemiliknya juga sih. Tapi gue yakin, gue pasti bisa merawat ikon baru di tubuh lengan kiri gue ini. Rencananya sih, setelah ini benar-benar pulih gue akan kembali ke tempat ini untuk berburu tatoo gratis lagi, ada yang mau barengan?
TIPS BERBURU TATTOO GRATISAN DI SINI:
TIPS BERBURU TATTOO GRATISAN DI SINI:
- Datanglah sekitar pukul 16:00 WITA
- Langsung berdiri di depan papan bertuliskan "QUEUE HERE" yang terletak di depan 3 meja bertuliskan reserved, meja tersebut akan dipergunakan untuk melakukan pembuatan tattoo.
- Pembayaran gue saat itu menggunakan cash, entah apakah mereka menerima debit atau kartu kredit atau tidak.
- Siapkan desain tattoo yang diinginkan dari awal
- Desain tattoo yang sederhana saja karena keterbatasan waktu pembuatan
- Kalau tidak sanggup menahan sengatannya, jangan ragu untuk minta jeda sejenak
- COLD BEER IS THE SAVIOR
~cheers
Wahh brohh, ternyata ada juga yang gratisan yak dan effortnya ga seberapa :))). Next ke Bali boleh juga di coba. Udah lama juga gue pengen punya tattoo haha. mesti dipikirin dulu tapi ya desainnya apa :))
ReplyDeleteThanks for sharing.
Ogie